Kelas : PBS 2 D
PENGANGGURAN TERDIDIK BERSERAKAN
Apa yang akan terjadi dengan bangsa kita ini, jika penguasanya
adalah pihak asing? Berapa banyak masyarakat Indonesia yang lulus perguruan
tinggi? Berapa banyak pula lulusan perguruan tinggi yang siap kerja? Berapa persen
kualitas sumber daya manusia yang Indonesia miliki? Ya, betapa mudahnya tenaga
asing mendapat pekerjaan di Indonesia, di saat masyarakatnya sendiri mengantre
panjang untuk mendapat pekerjaan. Presiden Joko Widodo sendiri meminta, agar
proses izin tenaga asing di permudah, di samping masyarakatnya yang sulit
mendapat pekerjaan.
Di berbagai negara, pengangguran menjadi masalah utama. Khususnya
di negara berkembang, seperti Indonesia. Ketidakmampuan angkatan kerja untuk
memperoleh pekerjaan sesuai keinginan, mendorong tingginya pengangguran. Tingginya
jumlah penduduk Indonesia turut memicu masalah ketenagakerjaan. Penduduk usia
produktif di Indonesia sebenarnya sangat banyak. Dari data statistik yang didapat
pada Agustus 2016, jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 128,06 juta
penduduk. Sedangkan pada bulan September 2016, jumlah penduduk miskin di
Indonesia mencapai 10,70%. Dilihat dari tingkat pendidikan, tingkat
pengangguran terbuka paling tinggi adalah SMK, sebesar 11,41%. Di kota-kota Indonesia, banyak lulusan sarjana
yang belum mendapat pekerjaan. Banyak lulusan sarjana yang sengaja merantau ke
kota besar untuk mengundi nasib. Mereka berpikir jika di kota besar, nasibnya
juga akan besar.
Saat lulus SMA/SMK, banyak siswa yang melajutkan ke dunia kerja.
Ditanya alasan kenapa tidak melanjutkan studinya, sebagian besar menjawab
karena sudah lelah berpikir dan ingin mendapatkan uang sendiri, ada juga karena
masalah biaya. Di sisi lain, ada beberapa faktor yang menyebabkan lulusan
sarjana belum mendapat pekerjaan. Pertama, rendahnya kualitas sumber daya
manusia itu sendiri. Tidak semua mahasiswa niat melanjutkan studi karena benar-benar
untuk menuntut ilmu . Ada yang karena dipaksa orang tuanya, ada yang gengsi
sama teman dan lain sebagainya. Dari situlah orang hanya asal-asalan saat
kuliah. Banyak mahasiswa tidak mengamalkan ilmu yang didapat dalam kehidupan
masyarakat.
Kedua, baik mahasiswa maupun yang sudah menjadi lulusan sarjana sulit
merubah mindsetnya. Kebanyakan mahasiswa berpikir setelah lulus kuliah, mencari
pekerjaan. Seharusnya, pola pikir mahasiswa ataupun lulusan harus diubah agar
memiliki kualitas sumber daya manusia dan dapat bersaing dengan pihak lain
terutama pihak asing. Mindset para lulusan sarjana diubah dengan berusaha menciptakan
pekerjaan, bukan mencari pekerjaan. Sulitnya mahasiswa atau lulusan sarjana
mengubah mindset, disebabkan kurangnya kreativitas dalam menciptakan perubahan.
Gaji adalah faktor utama seseorang melamar pekerjaan. Sebagian besar
pelamar pekerjaan mempermasalahkan gaji yang di perolehnya. Kerja saja belum
tentu baik dan benar, sudah menanyakan gaji. Hal ini yang menyebabkan
pengangguran meningkat. Selanjutnya, keahlian yang dimiliki seseorang tidak
sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Sarjana-sarjana muda di Indonesia,
kebanyakan bekerja tidak pada bidangnya. Seperti lulusan peternakan yang saat
ini bekerja sebagai admin perkantoran di
ibu kota. Melamar pekerjaan tidak sesuai dengan keahliannya, menyebabkan
pekerja itu banyak yang dipecat atau resign karena ketidaksanggupannya melaksanakan
tugas.
Saingan yang besar dan kurangnya kualitas sumber daya manusianya, hanya
mempersulit melamar pekerjaan. Didapati lulusan sarjana keperawatan yang lulus
sekitar 3 tahun lalu dan sampai saat ini belum mendapat pekerjaan sesuai keahliannya.
Ditanya mengapa dia tidak melamar pekerjaan di bidang lain, sembari menunggu
lowongan di dunia medis, beralasan karena dia tidak mau bekerja jika tidak di bidang
kesehatan. Dia malu jika bekerja di
pabrik, pikirnya lulusan sarjana kok kerja di pabrik. Karena gengsi dengan
tittle sarjananya, dia hanya diam di rumah menunggu lowongan pekerjaan di bidang
keperawatan. Jadi bisa dikatakan dia sekarang ini menganggur dengan ijazahnya
yang sarjana.
Mendapat tittle sarjana menjadi sebuah impian yang membanggakan
bagi sebagian orang. Karena mereka berhasil menyelesaikan studi dengan jenjang
yang tinggi, dan mampu memperkaya ilmu yang dimiliki. Bagi lulusan dengan iman kuat,
saat mereka belum mendapat pekerjaan, mereka senantiasa berusaha dan berdoa
agar segera mendapat pekerjaan. Namun, ada juga lulusan sarjana yang tidak
terima dengan nasib yang ia jalani. Mereka berpikir lulusan sarjana pasti
nasibnya lebih baik daripada yang hanya tamatan sekolah menengah. Fakta
berbicara, bahwa tamatan sekolah menengah lebih banyak mendapat pekerjaan
daripada lulusan sarjana. Hal ini menyebabkan sebagian lulusan sarjana down dan
ada pula yang mengakhiri hidupnya karena frustasi memikirkan pekerjaan.
Akibat banyaknya pengangguran di Indonesia, banyak pula tindakan
kriminalitas yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat. Anak-anak sekarang
ini sudah terbius oleh pergaulan bebas yang merusak mindset dan perilakunya. Di
zaman modern ini pula, banyak anak dibawah umur yang sudah kecanduan gadget. Faktor
lingkungan mempengaruhi kehidupan sosial di masyarakat. Tingginya sifat
konsumtif di Indonesia mengakibatkan kemiskinan semakin bertambah. Pola pikir
masyarakat konsumtif, daripada susah-susah memproduksi lebih baik cari
instannya saja dengan membeli. Meningkatnya laju impor dan tingginya angka
kemiskinan di Indonesia, mengakibatkan pendapatan negara berkurang. Tingginya
kemiskinan mempengaruhi turunnya pendapatan negara dari pembayaran pajak.
Dengan demikian, pemerintah harus segera menangani masalah
pengangguran, dengan membuka lapangan pekerjaan. Selain itu, pemerintah juga
harus mengutamakan tenaga kerja Indonesia, bukan malah mempermudah izin kerja
tenaga asing. Pemerintah harusnya mendukung kreativitas masyarakat dengan membantu
mempromosikan ke masyarakat luas dengan membuka stand atau bazar. Bagi lulusan
sarjana sendiri, tidak harus mencari pekerjaan sesuai dengan jurusan yang
tertera di ijazah. Zaman sekarang ini, pandai-pandainya kita mengkreativitaskan
sesuatu agar menjadi sebuah usaha. Para lulusan sarjana yang belum mendapatkan
pekerjaan, bisa membuka usaha berdasarkan keahliannya, sehingga mindset mencari
pekerjaan berubah menjadi pencipta pekerjaan dan bisa merekrut
karyawan-karyawan. Dan dapat memanfaatkan ilmunya yang diperoleh ketika masih kuliah.
Good brooo.. semoga nasib kita tidak berserakan..😙😙
BalasHapus👍👍
BalasHapus👍👍
BalasHapus